Minggu, 04 Mei 2014

Sajak Aku Salah

Akhirnya, aku memang selalu kalah ya? Usahaku. Aku kalah kan
? Teori itu,data-data itu, Aku kalah? bukankah aku memang sudah kalah? Dari kata-kata itu. Logika yang telah terbukti masih saja salah dengan perasaan, takdirkah? Telah tertuliskah semua ini? Hanya menunggu semua akan terjadi. Seperti kematian yang selalu menunggu di waktu yang tepat. Benarkah? Jika semua yang kulakukan adalah salah? Semua kebenaran yang aku miliki adalah kesalahan. Benar dan salah, akhirnya hanya menambah banyak tanda tanya. Kalah? Jika itu memang yang terbaik. Salah? Jika itu yang membuatku benar. Perpisahan, jika memang tak ada lagi senyum. Entah kenapa semyum itu sudah tak lagi bisa, sudah tak lagi biasa. Rasanya canggung, sampai suara detak jantung pun dapat terdengar. Semuanya juga tak lagi seperti biasa. Saat yang bisa dilakukan hanyalah berpasrah pada waktu. Menunggu kepastian, juga ketidakpastian. Apa untungnya menang? Jika kalah adalah semua yang kalian inginkan. Lagi-lagi, semuanya seperti telah tertulis.
Jadi inilah aku, sosok yang selalu kalah dalam waktu, berpacu dengan detik-detik jam dinding, bertarung dengan menit. menunggu jam yang tepat untukku luruh ke alam tanpa bayang.

2 komentar:

  1. Kepenulisanmu terhiasi oleh penggunaan diksi yg tinggi.
    -nanda -_-

    BalasHapus
  2. Belum terlalu tinggi, mungkin. Masih perlu banyak latihan...

    BalasHapus