Selasa, 13 Mei 2014

21 Maret 18:27

Hujan sore ini kembali deras. Mengantarkan hawa dingin yang semakin kukenal. Sebuah suasana saat semua suara dapat kudengar, saat ku membuka pintu rumah. Sepi, Mungkin kita belum bisa mengapresiasi seseorang dengan ikhlas, sebelum kita kehilangan orang itu. Bagai indahnya kembang api yang hanya beberapa detik, lalu yang tersisa hanyalah gelapnya malam. Dan luka penantian, dibalik rekayasa sebuah senyuman. Disaat titik itu sudah tak lagi berkedip. Namun sebuah instrumental alam masih saja bergetar merdu, bersama angin sejuk. Terbayang kembali saat-saat itu, hangatnya suasana rumah, hangatnya berkumpul bersama keluarga, hangatnya cinta yang sesungguhnya. Saat ku membuka pintu itu, dan melihat sebuah senyuman. Dan bagai sebuah resonansi sekejap, aku tersenyum dan kembali, hangat. Bercerita dengan seru, tanpa keraguan akan hadirnya perpisahan. Saat yang sangat kurindukan. Setetes air jatuh, tepat dengan menetesnya air mata ini. Menyembunyikan indahnya, kenapa aku menangis? Semua sudah terjadi.

_Imperfect Harmonies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar