Sebuah tunas mawar baru saja tumbuh,
terlihat berwarna hijau segar dengan beberapa aksen merah. Tumbuh dengan
elegan, membuatnya bangga menjadi sebuah tunas indahnya bunga mawar. Seekor
kumbang tak sengaja melewati sang tunas, namun ia hanya melihat dan langsung
saja berlalu. Sang tunas juga tak terlalu memperhatikan, ia terus saja tumbuh,
semakin hijau dan mulai berdaun kecil. Si kumbang kembali, memeperhatikan
sebentar, dan terus terbang pergi. Si tunas hanya bergumam sambil terus saja
tumbuh. Kini, ia sudah menjadi batang kecil, dengan dihiasi daun-daun hijau
bermbun di pagi itu. Sang kumbang masih saja diam dan memperhatikan dari
kejauhan, di tempat yang hanya ia dan Ia yang mengetahuinya. Sekarang, tunas
kecil itu benar-benar telah tumbuh, menjadi sebuah batang yang kokoh, namun
beberapa hari setelahnya, duri-duri kecil mulai tumbuh mengelilingi batangnya
yang cantik, memperkokoh perlindungannya. Beberapa ulat coba untuk mendekat,
namun gagal dikarenakan batang yang penuh duri itu. Satu-persatu ulat jatuh dan
akhirnya benar-benar menyerah, diikuti dengan hembusan nafas lega dari sang
tunas. Disaat yang sama, si kumbang yang telah siap membuka sayapnya kembali
menutup sayapnya, dan mundur lebih jauh di tempat persembunyiannya.
Musim hujan semakin membuat sang tunas
tumbuh subur, samar-samar terlihat sebuah cabang yang berbeda dari lainnya,
cabang yang belum pernah dilihat oleh sang kumbang. Sang tunas tersenyum, ia
tau bahwa sebuah bunga akan segera muncul. Sang kumbang yang melihatnya
tersenyum, kembali diam, dan tersenyum sedikit. Sekali lagi, ia bersembunyi
disana, di tempat itu, hanya memperhatikan. Dan benarlah, keesokan harinya,
sebuah kuncup kecil mawar telah tumbuh, masih segar ditutupi kelopaknya yang
masih hijau. Perlahan, namun pasti, kuncup kecil mawar itu tumbuh semakin
besar, dan semakin besar. Memperlihatkan sedikit mahkotanya. Sang kumbang masih
tetap menunggu di kejauhan, memperhatikan, dan tak bergeming sedikitpun. Maka
tibalah saatnya untuk sang mawar tersebut memperlihatkan keanggunannya,
perlahan ia membuka kelopaknya lebih lebar lagi, menyingkap keindahan
mahkotanya yang selama ini tersembunyi. Embun pagi kembali menghiasi mawar itu
dengan kristal-kristal air, membuatnya semakin bercahaya. Tersenyumlah sang
kumbang, melihat keberhasilan sang kembang menjaga bunga itu.
To be continued
_Imperfect
Harmonies
Tidak ada komentar:
Posting Komentar