Jumat, 18 April 2014

Kembang & Kumbang



Sebuah tunas mawar baru saja tumbuh, terlihat berwarna hijau segar dengan beberapa aksen merah. Tumbuh dengan elegan, membuatnya bangga menjadi sebuah tunas indahnya bunga mawar. Seekor kumbang tak sengaja melewati sang tunas, namun ia hanya melihat dan langsung saja berlalu. Sang tunas juga tak terlalu memperhatikan, ia terus saja tumbuh, semakin hijau dan mulai berdaun kecil. Si kumbang kembali, memeperhatikan sebentar, dan terus terbang pergi. Si tunas hanya bergumam sambil terus saja tumbuh. Kini, ia sudah menjadi batang kecil, dengan dihiasi daun-daun hijau bermbun di pagi itu. Sang kumbang masih saja diam dan memperhatikan dari kejauhan, di tempat yang hanya ia dan Ia yang mengetahuinya. Sekarang, tunas kecil itu benar-benar telah tumbuh, menjadi sebuah batang yang kokoh, namun beberapa hari setelahnya, duri-duri kecil mulai tumbuh mengelilingi batangnya yang cantik, memperkokoh perlindungannya. Beberapa ulat coba untuk mendekat, namun gagal dikarenakan batang yang penuh duri itu. Satu-persatu ulat jatuh dan akhirnya benar-benar menyerah, diikuti dengan hembusan nafas lega dari sang tunas. Disaat yang sama, si kumbang yang telah siap membuka sayapnya kembali menutup sayapnya, dan mundur lebih jauh di tempat persembunyiannya.

Musim hujan semakin membuat sang tunas tumbuh subur, samar-samar terlihat sebuah cabang yang berbeda dari lainnya, cabang yang belum pernah dilihat oleh sang kumbang. Sang tunas tersenyum, ia tau bahwa sebuah bunga akan segera muncul. Sang kumbang yang melihatnya tersenyum, kembali diam, dan tersenyum sedikit. Sekali lagi, ia bersembunyi disana, di tempat itu, hanya memperhatikan. Dan benarlah, keesokan harinya, sebuah kuncup kecil mawar telah tumbuh, masih segar ditutupi kelopaknya yang masih hijau. Perlahan, namun pasti, kuncup kecil mawar itu tumbuh semakin besar, dan semakin besar. Memperlihatkan sedikit mahkotanya. Sang kumbang masih tetap menunggu di kejauhan, memperhatikan, dan tak bergeming sedikitpun. Maka tibalah saatnya untuk sang mawar tersebut memperlihatkan keanggunannya, perlahan ia membuka kelopaknya lebih lebar lagi, menyingkap keindahan mahkotanya yang selama ini tersembunyi. Embun pagi kembali menghiasi mawar itu dengan kristal-kristal air, membuatnya semakin bercahaya. Tersenyumlah sang kumbang, melihat keberhasilan sang kembang menjaga bunga itu.

To be continued
_Imperfect Harmonies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar